Seni. Adalah sesuatu yang sulit ane pahami. Mungkin mudah
saja bagi sebagian orang mengatakan hal-hal seperti ‘wah’ atau ‘wow’ pada
sebuah hasil karya. Tapi ga buat ane. Seperti misalnya, ane pernah dikasih liat
sebuah lukisan abstrak oleh seorang pelukis asal Ajibarang saat ane kelas 5 SD.
Jangankan ngerti bagusnya. Majangnya aja ane bingung gimana madepnya. Kata si
pelukis, lukisan abstrak yang dia buat itu menggambarkan rusaknya alam akibat
ulah manusia. Yeah, bisa diliat dari betapa ancur tampilannya. Mungkin kalo
lukisan bergaya surealism (melebih-lebihkan kenyataan) masih bisa ane pahami
maksud dan seninya. Tapi abstrak? Otak ane ga nyandak Men! Anehnya lagi,
lukisan abstrak begitu kadang bisa terjual hingga puluhan juta. Heran. Ada
orang yang berani bayar mahal buat sebuah lukisan yang lebih mirip telur
orak-arik. Kalo emang gitu, mungkin ane udah kaya dari TK.
Seni musik juga sama. Banyak musik yang bikin ane bingung
karena liriknya aneh. Coba aja ente dengerin lagunya Ungu yang judulnya ‘Andai
ku tahu’. Di situ ada penggalan lirik begini “Aku manusia, yang takut neraka.
Namun aku juga, tak pantas di surga”. Kedengarannya sih emang bagus. Tapi ini
lirik gaje pake banget! Aku manusia, yang takut neraka. Namun aku juga, tak
pantas di surga, lha ente maunya masuk ke mana? Mau dimasukin neraka takut,
giliran mau dimasukin surga ngerasa ga pantes, mau ditahan di padang Mahsysar
melulu? Dimana-mana kalo ada orang ditanya suruh milih surga apa neraka, semua
orang normal pasti ngarep surga. Jadi intinya, kalo mau bikin lirik, ga usah
terlalu puitis. Yang wajar aja lah.
Ada lagi cerita absurd yang pernah ane alami yang bikin ane
makin ga habis pikir sama seni musik dan dunia musik Indonesia
. Dan dari kejadian ini, ane mulai mengerti peribahasa ‘Don’t judge the book by it’s cover’. Memang sampul buku tak sebagus isinya. Waktu itu, pas kebetulan sekali, ane ga sengaja dengerin lagu ‘Hanya Kamu’ nya Cowboy Jr. yang lagi diputer di radio. Nah berhubung waktu itu ane belum tau tampang mereka, dan radio juga ga ada layarnya, ane cuma bisa nebak-nebak aja penampilan mereka dari suaranya. Pas ane denger di radio, suaranya sih manis banget. Cute abis lah. Yang terbesit di pikiran ane saat itu tentang penampilan mereka adalah, mereka ini girlband beranggotakan cewek-cewek remaja yang centil dan unyu dengan penampilan yang girly abis. Dan itu yang ane harapkan meskipun agak aneh untuk sebuah girlband menggunakan nama ‘Cowboy’ disamping menggunakan ‘Cowgirl’. Namun harapan tinggallah harapan. Pas beberapa hari setelah itu, ane ga sengaja denger nama Cowboy Jr. disebut di salah satu acara musik di TV. Tentu saja ane yang sedang bikin kopi saat itu langsung meninggalkan cangkir kopi ane di meja karena penasaran. Secantik apakah Cowboy Jr. ini? Dan apa yang ane liat bener-bener bikin dokter mata kedatangan rejeki. Ternyata mereka itu sekumpulan bocah semi-akil balig yang mencoba menyamai SM*SH! Entah apa lagi kombinasi yang lebih buruk dari semi-cowok dan semi-akil balig. F... yeah. Dan di hari itu, ane bener-bener naruh garam ke kopi buatan ane. Anggap aja sesajen biar ane ga ngamuk. Dan mulai hari itu juga, setiap malem, kalo ada channel radio manapun yang muterin lagu tuh kampret, langsung ane tune off atau paling normal, ane ganti channel. Ternyata dunia musik tidak selamanya nikmat.
. Dan dari kejadian ini, ane mulai mengerti peribahasa ‘Don’t judge the book by it’s cover’. Memang sampul buku tak sebagus isinya. Waktu itu, pas kebetulan sekali, ane ga sengaja dengerin lagu ‘Hanya Kamu’ nya Cowboy Jr. yang lagi diputer di radio. Nah berhubung waktu itu ane belum tau tampang mereka, dan radio juga ga ada layarnya, ane cuma bisa nebak-nebak aja penampilan mereka dari suaranya. Pas ane denger di radio, suaranya sih manis banget. Cute abis lah. Yang terbesit di pikiran ane saat itu tentang penampilan mereka adalah, mereka ini girlband beranggotakan cewek-cewek remaja yang centil dan unyu dengan penampilan yang girly abis. Dan itu yang ane harapkan meskipun agak aneh untuk sebuah girlband menggunakan nama ‘Cowboy’ disamping menggunakan ‘Cowgirl’. Namun harapan tinggallah harapan. Pas beberapa hari setelah itu, ane ga sengaja denger nama Cowboy Jr. disebut di salah satu acara musik di TV. Tentu saja ane yang sedang bikin kopi saat itu langsung meninggalkan cangkir kopi ane di meja karena penasaran. Secantik apakah Cowboy Jr. ini? Dan apa yang ane liat bener-bener bikin dokter mata kedatangan rejeki. Ternyata mereka itu sekumpulan bocah semi-akil balig yang mencoba menyamai SM*SH! Entah apa lagi kombinasi yang lebih buruk dari semi-cowok dan semi-akil balig. F... yeah. Dan di hari itu, ane bener-bener naruh garam ke kopi buatan ane. Anggap aja sesajen biar ane ga ngamuk. Dan mulai hari itu juga, setiap malem, kalo ada channel radio manapun yang muterin lagu tuh kampret, langsung ane tune off atau paling normal, ane ganti channel. Ternyata dunia musik tidak selamanya nikmat.
Ada lagi seni yang ane bingung. Seni patung. Apa anehnya?
Patung itu kan alirannya kebanyakan realisme? Iya betul. Kebanyakan patung
memang beraliran realisme. Sesuai kenyataan. Tidak dilebihkan atau dikuragi.
Kecuali patung-patung dewa yang memang dibuat berdasarkan
kepercayaa,sepertibermuka lima atau bertangan empat. Tapi justru itu
masalahnya! Dari buku yang pernah ane
baca, di museum seni di Belanda, kebanyakan memajang patung beraliran realisme
berupa laki-laki berotot dan telanjang bulat. Dengan kata lain, uncencored nyet! Dan para pengunjung, baik pria maupun wanita,
tampak memuji patung-patung itu seolah itu adalah mahakarya besar. Apanya yang
dipuji? Kalo detail pahatan dan ukiran , atau kegagahan patung itu, masih bukan
masalah. Tapi gimana kalo yang dipuji titit patung itu? Ga kebayang kalo ada
dua orang inspektur seni yang lagi jalan bareng ke museum seperti itu ngeliatin
titit patung sambil mangut-mangut. Kesannya seolah mengatakan ‘Titit yang
bagus. Seandainya punyaku seperti ini’, atau ‘benar-benar sebuah titit yang
agung’. Hell yeah! Inspektur seni
sama maho mesum beda tipis. Apakah para pembuat patung ini melampiaskan
keinginan mereka untuk memiliki titit bagus lewat sebuah patung atau mereka
hendak memamerkan betapa bagusnya ‘onderdil’ yang mereka miliki itu?
Tapi dari semua seni, satu seni yang paling membimgungkan
adalah, seni yang melibatkan anggota tubuh. Seni yang melibatkan anggota tubuh
yang ane maksud bukan seni gerak tubuh seperti tarian, atau parkour. Tapi seni berupa tattoo dan
ukiran lidah. Tattoo, bagi kebanyakan orang mungkin berpikir, seorang pria akan
terlihat lebih maskulin jika memiliki tattoo di lengan atau di bagian dada
mereka, atau seorang wanita akan terlihat lebih sexy jika mereka men-tattoo punggung atau pinggulnya, dan seorang
banci akan lebih terlihat lebih bences jika mereka men-tattoo semua badan
mereka. Dulu ane juga sempet mikir, punya tattoo itu keren. Apalagi ane pernah
liat Romedhal juga keliatan keren dengan tattoo scorpion di wajah sebelah kirinya. Tapi saat ane mencoba men-tattoo
lengan ane dengan menggunakan pulpen, yang ada malah ane dibeliin satu pack
buku gambar biar ga dikira pelampiasan gara-gara pengin nggambar tapi ga
kesampaian. Suatu hari, ane baca di sebuah situs tentang gimana cara bikin tattoo.
Karena jujur aja, ane penasaran. Dan setelah ane baca, ternyata bikin tattoo
itu mirip-mirip percobaan pembunuhan. Pertama, sebelum ditattoo, akan diperiksa
dulu kesehatan, tekanan darah, dan kesiapan mental kita (ane ga bakal lulus
yang ketiga), Setelah itu, kita bisa memilih jenis tatto. Area badan yang akan
di-tattoo, akan dibersihkan dulu dengan cairan antiseptik, kemudian setelah
itu, akan dibuat purwarupa dari desain tattoo yang ingin dibuat. Setelah
selesai, penyiksaan yang sebenarnya pun tiba. Tattoo artist akan meneteskan tinta khusus dan mulai mengerjakan
tattoo dengan mesin tattoo yang tidak lain dan tidak bukan, jarum. Njrit! Ini sama aja ente bayar orang
buat nyiksa ente. Dan tattoo itu, mahal banget! Harga paling murah sebuah
tattoo adalah Rp. 300.000,- dan itupun kecil banget tattoonya. Tapi yang lebih
ngeri adalah saat ente mau ngilagin tattoo. Lu kira ngilangin tattoo cuma pake
pembersih kuteks? Ga nyet! Ngilangin tattoo itu, pake laser. Dan biayanya itu
jutaan! F... yeah. Dan menderitanya lagi, pas dilaser itu ga langsung ilang,
tapi tattoonya akan memudar sedikit-sedikit. Dengan kata lain, ente akan
dilaser berkali-kali sampai tattoonya pudar. Dan dilaser itu panas. Serasa ada
setan ngambil cambuk dari neraka terus nyambukkin kita, abis itu kulit kita
dibiarin sembuh, terus dicambuk lagi. begitu seterusnya sampe tattoonya ilang. Setelah
melihat semua prosedur yang mirip-mirip cara nyiksa orang itu, ane mikir,
betapa berdosanya orang yang men-tattoo dan di-tattoo...
Satu lagi seni yang melibatkan tubuh adalah ukir lidah.
Jadi, ukir lidah ini adalah suatu seni, di mana lidah ente akan dibentuk
sedemikian rupa sehingga membentuk mirip sebuah objek. Ini adalah sebuah seni
yang mengerikan. Di acara Master Chef
season 2, ada satu peserta, ane lupa namanya yang dulunya, mencoba
membentuk lidahnya menjadi bentuk love, namun
sayangnya, gagal dan lidahnya akhirnya dipotong sekalian. Ane berpikir,
tentulah para pemain debus yang berani memotong lidah mereka adalah seorang
seniman high class. Namun, ini juga
merupakan bisnis yang menjanjikan. Jika memotong lidah adalah sebuah seni
tingkat tinggi dan bayarannya teramat sangat mahal sekali, maka mutilasi tubuh
tentu adalah sebuah seni yang ultra high
class dan seharusnya bayarannya lebih mahal dari teramat sangat mahal
sekali. Seandainya saja para tukang
jagal bisa menerjuni bisnis ini, tentulah mereka sudah menjadi jutawan
sekarang. Dan mudah saja bagi para tukang jagal melakukan ini. Jangankan ngukir
lidah orang, nyincang daging sapi aja sanggup! Wew! Herannya, para penjagal
yang memutilasi kok bukannya dibayar atas seni mereka, tapi malah dipenjara?
Dan seni seperti ini tentulah bahayanya sangat besar. Salah satunya adalah
resiko bertemu dengan Sang Pencipta. Bukan sang pencipta seni ukir lidah ini
tentunya. Namun pencipta yang jabatannya lebih tinggi dari jabatan tertinggi
manapun,bahkan lebih tinggi dari Presiden kita sendiri. Tuhan. Dan ane yakin
sekali Tuhan ga akan suka kalo ente menemui Dia dengan keadaan ente baru saja
memutilasi lidah ente.
Yah, itulah segelintir catetan ane tentang beberapa seni.
Dan bagi para pembaca yang merupakan pencipta dan penikmat seni, selamat
menikmati tulisan absurd beruang ini. Yang tersinggung, inget!ini Cuma opini
ane. Ane ga ada niat nyari ribut dan membahayakan spesies ane yang sudah mulai
langka. Udah ah. Ane mau hibernasi dulu. Tiga bulan. Salam salmon!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar