counters

Senin, 23 September 2013

Seni oh.. Seni


Seni. Adalah sesuatu yang sulit ane pahami. Mungkin mudah saja bagi sebagian orang mengatakan hal-hal seperti ‘wah’ atau ‘wow’ pada sebuah hasil karya. Tapi ga buat ane. Seperti misalnya, ane pernah dikasih liat sebuah lukisan abstrak oleh seorang pelukis asal Ajibarang saat ane kelas 5 SD. Jangankan ngerti bagusnya. Majangnya aja ane bingung gimana madepnya. Kata si pelukis, lukisan abstrak yang dia buat itu menggambarkan rusaknya alam akibat ulah manusia. Yeah, bisa diliat dari betapa ancur tampilannya. Mungkin kalo lukisan bergaya surealism (melebih-lebihkan kenyataan) masih bisa ane pahami maksud dan seninya. Tapi abstrak? Otak ane ga nyandak Men! Anehnya lagi, lukisan abstrak begitu kadang bisa terjual hingga puluhan juta. Heran. Ada orang yang berani bayar mahal buat sebuah lukisan yang lebih mirip telur orak-arik. Kalo emang gitu, mungkin ane udah kaya dari TK.
Seni musik juga sama. Banyak musik yang bikin ane bingung karena liriknya aneh. Coba aja ente dengerin lagunya Ungu yang judulnya ‘Andai ku tahu’. Di situ ada penggalan lirik begini “Aku manusia, yang takut neraka. Namun aku juga, tak pantas di surga”. Kedengarannya sih emang bagus. Tapi ini lirik gaje pake banget! Aku manusia, yang takut neraka. Namun aku juga, tak pantas di surga, lha ente maunya masuk ke mana? Mau dimasukin neraka takut, giliran mau dimasukin surga ngerasa ga pantes, mau ditahan di padang Mahsysar melulu? Dimana-mana kalo ada orang ditanya suruh milih surga apa neraka, semua orang normal pasti ngarep surga. Jadi intinya, kalo mau bikin lirik, ga usah terlalu puitis. Yang wajar aja lah.
Ada lagi cerita absurd yang pernah ane alami yang bikin ane makin ga habis pikir sama seni musik dan dunia musik Indonesia
. Dan dari kejadian ini, ane mulai mengerti peribahasa ‘Don’t judge the book by it’s cover’. Memang sampul buku tak sebagus isinya. Waktu itu, pas kebetulan sekali, ane ga sengaja dengerin lagu ‘Hanya Kamu’ nya Cowboy Jr. yang lagi diputer di radio. Nah berhubung waktu itu ane belum tau tampang mereka, dan radio juga ga ada layarnya, ane cuma bisa nebak-nebak aja penampilan mereka dari suaranya. Pas ane denger di radio, suaranya sih manis banget. Cute abis lah. Yang terbesit di pikiran ane saat itu tentang penampilan mereka adalah, mereka ini girlband beranggotakan cewek-cewek remaja yang centil dan unyu dengan penampilan yang girly abis. Dan itu yang ane harapkan meskipun agak aneh untuk sebuah girlband  menggunakan nama ‘Cowboy’ disamping menggunakan ‘Cowgirl’. Namun harapan tinggallah harapan. Pas beberapa hari setelah itu, ane ga sengaja denger nama Cowboy Jr. disebut di salah satu acara musik di TV. Tentu saja ane yang sedang bikin kopi saat itu langsung meninggalkan cangkir kopi ane di meja karena penasaran. Secantik apakah Cowboy Jr. ini? Dan apa yang ane liat bener-bener bikin dokter mata kedatangan rejeki. Ternyata mereka itu sekumpulan bocah semi-akil balig yang mencoba menyamai SM*SH! Entah apa lagi kombinasi yang lebih buruk dari semi-cowok dan semi-akil balig. F... yeah. Dan di hari itu, ane bener-bener naruh garam ke kopi buatan ane. Anggap aja sesajen biar ane ga ngamuk. Dan mulai hari itu juga, setiap malem, kalo ada channel radio manapun yang muterin lagu tuh kampret, langsung ane tune off atau paling normal, ane ganti channel. Ternyata dunia musik tidak selamanya nikmat.
Ada lagi seni yang ane bingung. Seni patung. Apa anehnya? Patung itu kan alirannya kebanyakan realisme? Iya betul. Kebanyakan patung memang beraliran realisme. Sesuai kenyataan. Tidak dilebihkan atau dikuragi. Kecuali patung-patung dewa yang memang dibuat berdasarkan kepercayaa,sepertibermuka lima atau bertangan empat. Tapi justru itu masalahnya!  Dari buku yang pernah ane baca, di museum seni di Belanda, kebanyakan memajang patung beraliran realisme berupa laki-laki berotot dan telanjang bulat. Dengan kata lain, uncencored nyet!  Dan para pengunjung, baik pria maupun wanita, tampak memuji patung-patung itu seolah itu adalah mahakarya besar. Apanya yang dipuji? Kalo detail pahatan dan ukiran , atau kegagahan patung itu, masih bukan masalah. Tapi gimana kalo yang dipuji titit patung itu? Ga kebayang kalo ada dua orang inspektur seni yang lagi jalan bareng ke museum seperti itu ngeliatin titit patung sambil mangut-mangut. Kesannya seolah mengatakan ‘Titit yang bagus. Seandainya punyaku seperti ini’, atau ‘benar-benar sebuah titit yang agung’. Hell yeah! Inspektur seni sama maho mesum beda tipis. Apakah para pembuat patung ini melampiaskan keinginan mereka untuk memiliki titit bagus lewat sebuah patung atau mereka hendak memamerkan betapa bagusnya ‘onderdil’ yang mereka miliki itu?
Tapi dari semua seni, satu seni yang paling membimgungkan adalah, seni yang melibatkan anggota tubuh. Seni yang melibatkan anggota tubuh yang ane maksud bukan seni gerak tubuh seperti tarian, atau parkour. Tapi seni berupa tattoo dan ukiran lidah. Tattoo, bagi kebanyakan orang mungkin berpikir, seorang pria akan terlihat lebih maskulin jika memiliki tattoo di lengan atau di bagian dada mereka, atau seorang wanita akan terlihat lebih sexy jika mereka men-tattoo punggung atau pinggulnya, dan seorang banci akan lebih terlihat lebih bences jika mereka men-tattoo semua badan mereka. Dulu ane juga sempet mikir, punya tattoo itu keren. Apalagi ane pernah liat Romedhal juga keliatan keren dengan tattoo scorpion di wajah sebelah kirinya. Tapi saat ane mencoba men-tattoo lengan ane dengan menggunakan pulpen, yang ada malah ane dibeliin satu pack buku gambar biar ga dikira pelampiasan gara-gara pengin nggambar tapi ga kesampaian. Suatu hari, ane baca di sebuah situs tentang gimana cara bikin tattoo. Karena jujur aja, ane penasaran. Dan setelah ane baca, ternyata bikin tattoo itu mirip-mirip percobaan pembunuhan. Pertama, sebelum ditattoo, akan diperiksa dulu kesehatan, tekanan darah, dan kesiapan mental kita (ane ga bakal lulus yang ketiga), Setelah itu, kita bisa memilih jenis tatto. Area badan yang akan di-tattoo, akan dibersihkan dulu dengan cairan antiseptik, kemudian setelah itu, akan dibuat purwarupa dari desain tattoo yang ingin dibuat. Setelah selesai, penyiksaan yang sebenarnya pun tiba. Tattoo artist akan meneteskan tinta khusus dan mulai mengerjakan tattoo dengan mesin tattoo yang tidak lain dan tidak bukan, jarum. Njrit! Ini sama aja ente bayar orang buat nyiksa ente. Dan tattoo itu, mahal banget! Harga paling murah sebuah tattoo adalah Rp. 300.000,- dan itupun kecil banget tattoonya. Tapi yang lebih ngeri adalah saat ente mau ngilagin tattoo. Lu kira ngilangin tattoo cuma pake pembersih kuteks? Ga nyet! Ngilangin tattoo itu, pake laser. Dan biayanya itu jutaan! F... yeah. Dan menderitanya lagi, pas dilaser itu ga langsung ilang, tapi tattoonya akan memudar sedikit-sedikit. Dengan kata lain, ente akan dilaser berkali-kali sampai tattoonya pudar. Dan dilaser itu panas. Serasa ada setan ngambil cambuk dari neraka terus nyambukkin kita, abis itu kulit kita dibiarin sembuh, terus dicambuk lagi. begitu seterusnya sampe tattoonya ilang. Setelah melihat semua prosedur yang mirip-mirip cara nyiksa orang itu, ane mikir, betapa berdosanya orang yang men-tattoo dan di-tattoo...
Satu lagi seni yang melibatkan tubuh adalah ukir lidah. Jadi, ukir lidah ini adalah suatu seni, di mana lidah ente akan dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk mirip sebuah objek. Ini adalah sebuah seni yang mengerikan. Di acara Master Chef  season 2, ada satu peserta, ane lupa namanya yang dulunya, mencoba membentuk lidahnya menjadi bentuk love, namun sayangnya, gagal dan lidahnya akhirnya dipotong sekalian. Ane berpikir, tentulah para pemain debus yang berani memotong lidah mereka adalah seorang seniman high class. Namun, ini juga merupakan bisnis yang menjanjikan. Jika memotong lidah adalah sebuah seni tingkat tinggi dan bayarannya teramat sangat mahal sekali, maka mutilasi tubuh tentu adalah sebuah seni yang ultra high class dan seharusnya bayarannya lebih mahal dari teramat sangat mahal sekali. Seandainya saja para tukang jagal bisa menerjuni bisnis ini, tentulah mereka sudah menjadi jutawan sekarang. Dan mudah saja bagi para tukang jagal melakukan ini. Jangankan ngukir lidah orang, nyincang daging sapi aja sanggup! Wew! Herannya, para penjagal yang memutilasi kok bukannya dibayar atas seni mereka, tapi malah dipenjara? Dan seni seperti ini tentulah bahayanya sangat besar. Salah satunya adalah resiko bertemu dengan Sang Pencipta. Bukan sang pencipta seni ukir lidah ini tentunya. Namun pencipta yang jabatannya lebih tinggi dari jabatan tertinggi manapun,bahkan lebih tinggi dari Presiden kita sendiri. Tuhan. Dan ane yakin sekali Tuhan ga akan suka kalo ente menemui Dia dengan keadaan ente baru saja memutilasi lidah ente.

Yah, itulah segelintir catetan ane tentang beberapa seni. Dan bagi para pembaca yang merupakan pencipta dan penikmat seni, selamat menikmati tulisan absurd beruang ini. Yang tersinggung, inget!ini Cuma opini ane. Ane ga ada niat nyari ribut dan membahayakan spesies ane yang sudah mulai langka. Udah ah. Ane mau hibernasi dulu. Tiga bulan. Salam salmon!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar